ERAQQ | BANDAR POKER | Kawasan Kalijodo yang terletak di dua wilayah yakni Jakarta Utara dan Jakarta Barat, tengah jadi perbincangan hangat dan sorotan publik. Terutama setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok, berencana melakukan penertiban Kalijodo yang dicap kawasan hiburan malam di mana di dalamnya terdapat praktik perjudian maupun prostitusi.
Dia masih ingat betul saat berhadapan dengan preman bersenjata ketika hendak 'membersihkan' kawasan Kalijodo dari praktik perjudian. Termasuk ketika dia bertemu dengan Daeng Aziz, tokoh masyarakat Kalijodo yang saat ini gencar menyuarakan penolakan penggusuran.
Krishna mengakui pernah ditodong pistol oleh Daeng Aziz saat dirinya melakukan pembersihan Kalijodo. Peristiwa itu juga ditulis dalam bukunya berjudul 'Geger Kalijodo'. Dalam buku itu, Krishna menyebut yang menodongnya adalah bedul.
"Dia pernah saya tangkap, tahan, habis nodong (pistol) saya. Jangan sampai ada informasi dia menodong kapolsek (Krishna) tidak ada tindakan tegas. Ada. Besoknya ditangkap untuk kasus perjudian dan diproses juga untuk kepemilikan senjata api," ujar Krishna saat ditemui wartawan di Mapolda Metro Jaya, Selasa (16/2).
Saat itu Krishna rajin menyambangi Kalijodo untuk melihat situasi dan kondisi di sana. Dari pemetaannya, kerap terjadi konflik berkepanjangan di tiga lokasi perjudian besar. Dia menceritakan kejadian saat adik Daeng Aziz dibunuh. Mendengar itu, Daeng Aziz mengamuk dan menembakkan senjata. Krishna bersama delapan orang anak buahnya, datang dan langsung masuk kawasan Kalijodo. Namun gagal karena di belakang Daeng Aziz ada 300 orang bawa tombak.
"Kalau saya langsung rebut terlalu berbahaya. Saya minta dia turunkan senjata. Dan besoknya kami tangkap dia."
Krishna mengklaim setelah peristiwa penangkapan Daeng Aziz dan anak buahnya, polisi sukses 'meratakan' praktik prostitusi dan perjudian di Kalijodo. Mantan Kapolsek Penjaringan ini mengaku memimpin 800 pasukan untuk menangkap 2.900 preman.
"Ada tiga kelompok preman saat itu. Bugis Makassar, Mandar dan Serang. Habis semua ditangkap dibawa ke polda. Aziznya ditahan," katanya.
Sebulan lalu Kombes Krishna mengaku sempat bertemu dengan Daeng Aziz. Namun Aziz tak mengenali sosok Krishna yang pernah ditodongnya dengan pistol.
"Dia enggak ngenalin saya. 'Masih kenal saya enggak?' dia jawab 'Oh komandan itu Kapolsek (Penjaringan)'. Aziz itu enggak masalah, udah enggak masalah. Dia tidak seperti yang dibayangkan orang. Nurut tapi butuh sosialisasi.