Rasa sakit yang dapat membuat orang lain menangis mungkin sama sekali tidak berarti di orang yang berbeda. Ternyata beberapa orang memang lebih sensitif terhadap rasa sakit dan toleransi rasa sakit dari setiap orang itu berbeda-beda. Berikut alasan mengapa beberapa orang lebih sensitif terhadap rasa sakit. Alasan psikologi? Studi menunjukkan alasan yang juga biologis.
Rasa Sakit
Rasa sakit sendiri adalah bagian yang sangat penting dalam tubuh manusia dan tidaklah boleh terlepaskan. Alasannya adalah karena rasa sakit dapat memberitahukan tubuh Anda bahwa Anda sedang dalam bahaya dan merespon hal tersebut dalam cara yang seharusnya, baik dengan melindungi tubuh Anda, berusaha menghindarinya, mengetahui kondisi tubuh yang tidak sehat, ataupun belajar bahwa hal yang sedang Anda lakukan tidaklah baik. Bayangkan apa jadinya jika pada saat Anda terbakar Anda tidak dapat merasakan rasa sakit?
Dari penjelasan ini kita sudah tahu bahwa rasa sakit adalah hal yang sangat penting bagi manusia. Tapi apakah benar beberapa orang merasakan rasa sakit yang jauh lebih kuat dibandingkan yang lainnya?
Toleransi Terhadap Rasa Sakit
Sebuah studi menunjukkan bahwa hal itu ternyata terbukti benar. Studi tersebut meminta 116 partisipan sehat untuk menilai sensitivitas mereka terhadap rasa sakit pada saat bagian sangat kecil dari tangan atau kaki mereka dipanaskan hingga sekitar 48oC. Sesudah percobaan dilakukan, para partisipan menjalani tes MRI untuk dibandingkan otaknya.
Hasilnya menunjukkan bahwa alasan yang biasanya sebagian besar orang kira hanya alasan psikologis ternyata juga merupakan alasan biologis, atau tepatnya struktur otak mereka. Semua itu berhubungan dengan ketebalan lapisan otak mereka pada area yang berkaitan ke fokus dan instropeksi. Semakin tipis lapisan tersebut, maka seseorang akan lebih sensitif terhadap rasa sakit. Hal ini juga berarti bahwa mereka yang memiliki konsentrasi dan fokus tinggi akan lebih toleran terhadap rasa sakit.
Hasil dari studi ini akan membantu menentukan perawatan yang tepat bagi mereka yang menderita penyakit kronis dan memiliki toleransi rasa sakit yang lebih sedikit dibandingkan orang umumnya. Jadi jika lain kali Anda terbingung-bingung melihat orang lain merasakan rasa sakit yang tidak ada apa-apanya untuk Anda, ketahuilah bahwa besar kemungkinan orang tersebut benar-benar merasakan rasa sakit yang tidak ketara.
Tidak Melupakan Alasan Lainnya
Singkatnya, beberapa alasan lain yang menentukan toleransi rasa sakit adalah usia, emosi seseorang, kondisi tubuh, dan juga gaya hidup. Mereka yang depresi dan gelisah diketahui ternyata lebih sensitif terhadap rasa sakit, sama halnya dengan mereka yang merokok. Di sisi lain, mereka yang aktif berolahraga memiliki toleransi rasa sakit yang lebih tinggi.
Pertanyaan lain yang sering muncul adalah bagaimana sensitivtias rasa sakit wanita dengan pria? Sebagaimana wanita dan pria memiliki perbedaan masing-masing, wanita sering dikatakan lebih sensitif terhadap rasa sakit namun hal ini masihlah sangat diperdebatkan mengetahui mereka harus mengatasi rasa sakit melahirkan.